Petinju Wanita Korea Utara Menaklukkan Korea Selatan - Prestasi Baik di berikan wanita korea selatan ini dengan memenangkan pertandingannya,
Choi Hyun Mi baru-baru ini berhasil mempertahankan gelar juara Asosiasi Tinju Dunia kelas bulu. Pukulan hook yang kencang, perempuan berusia 19 tahun ini menghantam lawannya hingga jatuh di atas matras dua kali. Choi menang atas keputusan wasit.
Ketika masih di kota asalnya, Pyongyang, Korea Utara, Choi mulai berlatih pada usia 13 tahun. Pencari bakat pemerintah memilih dia karena tinggi badannya. Kini tingginya sudah mencapai 170 sentimer, jauh lebih tinggi dibandingkan sebagian besar perempuan Korea lainnya.
Pada 2004, keluarga Choi membelot ke Korea Selatan. Dan sejak itu ia dikenal sebagai Petinju Pembelot Perempuan. Tapi Choi menuturkan, lebih suka dengan nama panggilannya yang lain.
“Saya pernah disebut sebagai bayi Korea jutaan dolar oleh media Korea Selatan. Dan ada yang menyebut saya sebagai petinju yang berbakat. Tapi saya terganggu kalau orang-orang hanya melihat saya sebagai petinju Korea Utara. Saya tidak malu dengan negara asal saya, tapi terlalu banyak orang yang hanya fokus pada hal itu.”
Choi bercerita, penyesuaiannya dari olahraga tinju di Korea Utara, cukup mudah. Namun, ia harus belajar lebih banyak istilah seperti jab pukulan langsung dan uppercut atau pukulan ke atas. Menurut dia, latihannya sama seperti di negara asalnya. Tapi, Choi merasa kualitas pertandingan di sini berbeda.
“Menurut saya perempuan lebih jago di Korea Utara; susah mencari petinju Korea Selatan yang bisa mengalahkan petinju Korea Utara. Di negara kami ada satu peribahasa yaitu, 'semangat yang menggebu-gebu penting dalam tinju'. Mungkin satu hal lagi yang mendorong kami adalah juga keadaan di Korea Utara yang membuat orang di sana stres tinggi. Tapi olaharaga tinju perempuan tidak begitu populer di Korea Selatan, dan saya agak kecewa dengan itu.”
Sang ayah bernama, Choi Cheol-su, yang sekaligus menjadi manajernya juga kecewa, karena kurangnya minat tinju di negeri Ginseng. Dia mengatakan, olahraga ini jauh lebih beken di Korea Utara.
Kata Choi, para petinju mendapat sponsor dan dukungan dari pemerintah juga. Ini seperti olahraga sepakbola.
Masyarakat di negeri itu sangat senang dengan olahraga ini, dan ketika ada satu pertandingain di TV, jalanan sepi karena semua orang menonton pertandingan itu.
Keluarga Choi tergolong keluarga berada di Pyongyang. Sang ayah punya bisnis ekspor. Tapi, tak seperti warga Korea Utara lainnya, ia diizinkan bepergian ke luar negeri. Hal itu sangat membantu dalam mengatur pembelotan keluarganya.
Bapak Choi ini berpikir, hidupnya akan lebih baik di Korea Selatan. Tapi, seperti banyak pengungsi lainnya, ia kesulitan menyesuaikan diri, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru. Jadi kini, ia tergantung pada anak perempuannya untuk membantu keuangan keluarga.
Juara WBA Choi Hyun Mi, sedang berlatih dengan sang pelatih di satu gym. Choi mengatakan, terpaksa meninggalkan ketenarannya dan dukungan pemerintah Korea Utara. Tapi menurut dia, hidupnya lebih baik di Korea Selatan. Di sini, dia bisa berkembang sebagai atlit dan punya kesempatan yang lebih banyak di masa depan, setelah ia tak bertanding lagi.
“Meski sekarang ini saya sudah jadi juara, saya memikirkan masa depan saya. Itu sebabnya tahun depan saya akan masuk universitas. Olahraga tinju hanya batu loncatan yang bisa membantu saya meraih impian saya yang lain. Tapi untuk sekarang ini, saya akan fokus pada tinju.”
Choi akan berupaya mempertahakan gelarnya untuk ketiga kalinya pada musim semi mendatang.